Prajurit suku Masaidi Afrika menyapa satu sama lain dengan sapaan,
“Bagaimana anak-anak?”
Jawaban untuk sapaan ini,
“Semua anak baik-baik saja.”
Memastikan tanggung jawab yang tuntas terhadap anggota termuda masyarakat mereka.
Dapatkah kita mengklaim hal serupa?
Kutipan itu tercetak dalam sebuah novel karangan Torey Hayden. Ya, anak-anak adalah titipan Tuhan. Sedekimian rupa kita patut mengemban tanggung jawab atasnya. Pasti semua orang pernah mendengar kalimat ini. Ya, anak dengan segala yang dimilikinya membuat mereka unik dan berharga. Takheran, banyak orang dari kalangan psikolog maupun pakar anak lain berusaha menciptakan banyak metode untuk menyiapkan masa depan anak-anak. Tak sejalan dengan itu dalam lingkungan tempat tinggal anak-anak sendiri. Keterbatasan masyarakat dan lingkungan yang terlihat dari kurangnya iklim kondunsif untuk mendukung serta turut mewujudkan pendidikan sesuai zaman (Ningrum, 2005: 2).
Perkembangan anak memang relatif sama, namun, masa berbeda di tiap generasi. Dari masalah inilah, kami para pengajar Rumah Belajar Kopma (RBK) berusaha menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi anak-anak. Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan dari RBK kami mengajak anak-anak untuk bermain sambil belajar. Kami para pengajar mementingkan kebutuhan anak di mana posisi kami bukanlah sekedar guru formal dihadapan anak-anak, tetapi kami menjadi fasilitator, entertainer, motivator, trainer, konselor, mediator, panutan, dan sumber belajar yang menyenangkan. Perhatian kami adalah fluktuatif* anak. Jadi, kami melayani secara sukarela untuk fasilitas anak yang kurang dalam msyarakat. (Ellif-Lintang)
1 komentar:
Belajar, Bermain dan Berkarya..
Sukses Buat Rumah Belajar Kopma UNY....
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung, Jangan lupa tinggalkan komentar,,
Blogger yang baik selalu memberikan komentar yang baik,, :D